Aturan-Aturan Permainan 

(SEPAK BOLA)


Aturan-Aturan Permainan atau Laws of the Game (LOTG) adalah aturan terkodifikasi yang membantu memahami tata cara permainan sepak bola. Pedoman ini adalah satu-satunya hukum sepak bola yang dianut oleh badan olahraga FIFA. Aturan menyebut jumlah pemain yang harus dimiliki suatu tim, durasi pertandingan, ukuran lapangan dan bola, jenis dan sifat pelanggaran yang dapat diadili wasit, makna offside yang sering disalahartikan, dan banyak aturan lain berkaitan dengan prinsip sepak bola. Selama pertandingan, merupakan tugas wasit untuk menafsirkan dan menegakkan "prinsip" dalam permainan.

Pada pertengahan abad ke-19, ada berbagai upaya untuk menyusun "hukum" resmi sepak bola di Inggris. Hukum yang saat ini masih berlaku, merupakan hukum yang disahkan oleh The FA (Asosiasi Sepak bola wilayah Inggris) pada tahun 1863. Hukum asli sangat dipengaruhi oleh Aturan Cambridge dan dalam perkembangannya mendapat pengaruh cukup besar dari Aturan Sheffield. Seiring waktu Laws of the Game telah diamendemen dan diawasi oleh IFAB (International Football Association Board).

LOTG terdiri atas tujuh belas pasal berikut:

Lapangan pertandingan sepak bola (juga dikenal sebagai football field atau lapangan hijau) adalah permukaan tanah lapang untuk pertandingan sepak bola yang umumnya berupa lapangan rumput alami atau rumput sintetis. Aturan mengenai bentuk dan ketentuan lebih lanjut tercantum dalam pasal pertama dari LOTG, "The Field of Play".

Semua wilayah di dalam garis lapangan pada lapangan adalah bagian dari area permainan. Pelanggaran yang dilakukan di bagian seluas 16,5 meter (18 yard) pada pertahanan tim (area penalti) dapat menghasilkan tendangan penalti. Oleh karena bola harus benar-benar melewati garis lapangan untuk keluar dari area permainan, maka bola harus sepenuhnya telah melewati garis gawang (antara dua tiang gawang) saat gol disahkan; jika ada sebagian dari bola yang masih berada di garis gawang, bola tersebut masih dalam area permainan.

Meskipun sering dimaknai sebagai garis dalam antara kedua tiang gawang, garis gawang sebenarnya diukur dari kedua ujung lapangan, dari satu bendera sudut ke bendera yang lain. sedangkan, garis byline merujuk pada garis gawang di luar area gawang.


Sisi kanan dan kiri lapangan yang membatasi antara wilayah permainan dan wilayah luar disebut "garis lapangan" (panjang lapangan), sementara sisi lain (lebar lapangan) di area pertahanan disebut garis gawang. Panjang lapangan harus berukuran antara 90 hingga 120 meter (100 hingga 110 meter untuk pertandingan resmi tingkat internasional), dan lebar lapangan antara 45 hingga 90 meter (64 dan 75 meter untuk pertandingan resmi tingkat internasional) dan harus berbentuk persegi panjang. Semua garis harus memiliki luas yang sama dan tidak melebihi 12 cm (5 inchi). Keempat sudut lapangan harus dibatasi oleh bendera sudut. Lingkaran pusat adalah istilah lain untuk garis melingkar dengan jari-jari 9.5 m (10 yard) di tengah area lapangan.


Pada bulan Maret 2008, IFAB mencoba untuk mengadakan standardisasi ukuran lapangan sepak bola. Lapangan untuk pertandingan internasional disebut harus memiliki ukuran 105 x 68 meter. Akan tetapi, pada pertemuan khusus IFAB berikutnya disepakati bahwa penerapan standardisasi ini akan ditunda, menunggu penghitungan dan kesepakatan oleh seluruh anggota di tingkat internasional.



Jumlah pemain pada setiap tim sepak bola maksimal terdiri dari sebelas orang (ditambah para pemain cadangan) dengan salah satu di antara mereka menempati posisi kiper. Kiper merupakan satu-satunya pemain yang diizinkan untuk bermain bola dengan tangan atau lengan mereka, asalkan mereka melakukannya dalam area penalti sendiri. Berbagai posisi selain kiper yang ditempatkan oleh pelatih, tidak diatur secara khusus. Aturan ini diberlakukan menurut hukum ke-3 LOTG.

Sejumlah pemain dapat diganti dengan pemain cadangan selama pertandingan. Jumlah maksimum pemain pengganti (substitusi) yang diizinkan dalam sebuah pertandingan resmi liga domestik dan ajang internasional FIFA adalah tiga orang, meskipun dapat bervariasi dalam ajang kompetisi lain atau dalam pertandingan persahabatan (friendly match). Alasan umum untuk substitusi termasuk cedera, kelelahan, perbaikan posisi pemain, pengubahan taktik, atau pengulur waktu di akhir pertandingan. Pemain yang telah diganti tidak diizinkan terlibat lebih lanjut dalam pertandingan.

IFAB menekankan tidak boleh ada pertandingan yang terus berlangsung jika salah satu tim berjumlah kurang dari tujuh pemain.


Pemain dilarang memakai atau menggunakan sesuatu yang membahayakan untuk diri sendiri atau pemain lain, seperti perhiasan atau jam tangan. Peraturan perlengkapan utama bagi pemain sepak bola profesional (tidak termasuk kiper) terdiri dari:

  • jersey atau pakaian olahraga khusus yang seragam untuk sebuah tim
  • celana pendek yang seragam dalam sebuah tim
  • sepasang kaos kaki yang seragam dalam sebuah tim
  • pelindung tulang kering bagi pemain yang bermain di lapangan permainan
  • sepasang sepatu untuk seluruh pemain
  • ban kapten (khusus bagi pemimpin sebuah tim)

Kiper memiliki sedikit perbedaan ketentuan dalam perlengkapan bermain. Kiper harus memakai pakaian yang berbeda dengan pemain di posisi lain maupun ofisial pertandingan.[1][2]:

  • jersey harus berwarna dan berpola lain dibanding jersey pemain lain (termasuk kiper tim lawan)
  • sarung tangan pelindung harus dikenakan selama pertandingan berlangsung
  • celana panjang diizinkan
  • jersey berlengan panjang diizinkan

Seluruh pemain dan anggota tim (pihak pelatih dan pegawai tim) diperbolehkan mengenakan peralatan tambahan, misalnya untuk menangani cuaca dingin:

  • celana pendek pelapis berwarna sama dengan celana pendek luar
  • kaos pelapis berlengan berwarna sama dengan jersey
  • sarung tangan untuk menghangatkan tubuh
  • kacamata khusus diizinkan jika tidak menimbulkan bahaya bagi pemakai atau pemain lain.

Pakaian pelindung (jockstrap) dan tutup sendi (protective cup) sangat dianjurkan oleh para ahli medis dan profesional.[3] Memakai perangkat tambahan lain / perhiasan merupakan hal yang sangat dilarang, kecuali untuk alat pelindung yang tidak melanggar asas LOTG


Wasit adalah seorang yang memiliki wewenang untuk mengatur jalannya suatu pertandingan olahraga. Ada bermacam-macam istilah wasit. Dalam bahasa Inggris dikenal refereeumpirejudge atau linesman.

Istilah wasit dalam bahasa Inggris Referee berasal dari sepak bola. Awalnya kapten dari setiap tim saling berkonsultasi untuk menyelesaikan perselisihan yang terjadi di lapangan. Kemudian peran ini didelegasikan kepada seorang umpire. Setiap tim membawa umpire-nya masing-masing sehingga masing-masing kapten tim dapat berkonsentrasi kepada permainan. Akhirnya, seorang yang dianggap netral dinamai referee (dari would be "referred to") bertindak sebagai orang yang akan menyelesaikan permasalahan jika umpire tidak bisa menyelesaikannya. Referee tidak berada di lapangan sampai 1891, ketika umpire menjadi linesman (sekarang asisten wasit).


Asisten Wasit (dikenal pula sebagai hakim garis) adalah salah satu pengadil dalam pertandingan sepak bola yang bertugas membantu wasit utama dalam menegakkan Laws of the Game selama pertandingan. Aturan lebih lanjut tentang asisten wasit tercantum dalam hukum ke-6 LOTG.

Seorang pengadil keempat sedang menginformasikan menit yang ditambahkan (injury time).

Pada tingkat pertandingan sepak bola profesional, kubu wasit terdiri dari seorang wasit utama di lapangan permainan dan dua asisten wasit, yang keduanya mengadili di sepanjang salah satu paruh garis lapangan. Tugas asisten wasit umumnya adalah mengamati bola yang telah meninggalkan lapangan permainan - termasuk tim yang berhak untuk mendapat tendangan bebas langsung dalam area permainan, memberi isyarat saat kasus offside terjadi, dan membantu wasit utama memutuskan pelanggaran yang didapati dalam pengawasannya secara objektif. Asisten wasit dapat menggantikan wasit utama jika ia tidak dapat melanjutkan memimpin pertandingan.

Pada tingkat yang lebih tinggi dari seorang wasit dalam lapangan, ada seorang pengadil (offisial pertandingan) keempat. Tugas pengadil keempat umumnya sebagai wasit administratif dalam bertugas di sisi lapangan untuk membantu tugas wasit utama yang termasuk pengelolaan secara teknis, pergantian pemain, pencatatan jumlah skor serta kartu kuning/kartu merah yang diterima pemain, penghitungan tentang lama waktu yang terbuang dalam penghentian laju pertandingan akibat berbagai insiden (pelanggaran, lemparan ke dalam, perawatan pemain, persiapan tendangan bebas) dalam menentukan waktu untuk selanjutnya memberitahukan informasi tentang injury time kepada penonton. Selain itu, seorang pengadil keempat bertugas menilai kesesuaian pakaian dan peralatan para pemain di lapangan berdasarkan asas LOTG, serta menjadi perantara wasit utama dalam memberi keterangan selama pertandingan berlangsung kepada offisial klub, panitia pertandingan dan pihak berwajib apabila terjadi insiden. Dalam aturan di tingkat nasional, pengadil keempat dapat menggantikan wasit atau salah satu asisten wasit jika tidak dapat melanjutkan untuk mengadili pertandingan.


Durasi pertandingan (InggrisInjury timesepak bola resmi terdiri dari dua periode 45 menit, yang masing-masing dikenal sebagai babak. Tidak seperti beberapa olahraga bola yang lain, Waktu berjalan terus menerus, yang berarti bahwa penghitungan waktu tidak dihentikan saat bola keluar dari permainan atau ketika terjadi pelanggaran. Umumnya ada 10 menit istirahat antara dua babak. Akhir pertandingan ini dikenal sebagai full-time. Wasit adalah sumber waktu resmi dalam pertandingan, dan dapat memperhitungkan penyisihan waktu yang hilang ketika pergantian pemain, perawatan pemain yang terkapar, atau penghentian lainnya.

Tambahan waktu juga disebut masa penghujung (injury time) diterapkan dalam dokumen peraturan FIFA, sementara penggantian waktu juga dapat digunakan sebagai sinonim. Durasi perpanjangan waktu adalah kebijaksanaan dari wasit. petugas wasit sendiri memberi sinyal akhir pertandingan. Dalam pertandingan resmi di mana terdapat wasit keempat yang ditunjuk, menjelang menit terakhir memberikan berapa menit waktu tambahan yang diinformasikan para pemain dan penonton dengan mengangkat sebuah papan yang menunjukkan jumlah tambahan menit. Mengisyaratkan durasi terakhir yang dapat diperpanjang secara sesuai oleh wasit di lapangan apabila terjadi pelanggaran yang menyita waktu. Permainan sepak bola tidak boleh diakhiri dengan menyatakan sebuah pelanggaran tanpa tendangan bebas.

Masa penghujung diperkenalkan akibat sebuah insiden yang terjadi pada tahun 1891 saat pertandingan antara Stoke City dan Aston Villa. Karena terdesak dalam skor 1-0, Stoke mendapat tendangan penalti dengan hanya dua menit yang ditambahkan. Kiper Villa menangkis bola keluar dari tanah, dan pada saat bola telah ditendang kembali, 90 menit yang telah terlewati dan pertandingan berakhir. Undang-undang yang sama juga menetapkan bahwa durasi tambahan diperpanjang sampai hukuman tendangan yang terjadi, sehingga tidak ada permainan yang berakhir sebelum hukuman atas pelanggaran diambil.

Umumnya pada kompetisi knock-out (gugur) sebuah permainan yang imbang pada akhir waktu dapat berlanjut ke perpanjangan waktu (extra time), yang terdiri dari dua periode 15 menit disertai sebuah jeda. Jika skor masih imbang setelah perpanjangan waktu memungkinkan penggunaan adu penalti (dikenal secara resmi di LOTG sebagai "tendangan-tendangan dari sebuah titik penalti") untuk menentukan tim pemenang yang akan lolos ke tahap berikutnya dari turnamen. Gol yang dicetak selama perpanjangan waktu dihitung terhadap skor akhir pertandingan, namun tendangan-tendangan dari sebuah titik penalti yang hanya digunakan untuk menentukan tim yang maju ke babak selanjutnya dari turnamen (dengan gol-gol yang dicetak dalam adu penalti tidak termasuk dari skor akhir). Penerapan kontes adu penalti diberlakukan oleh IFAB sejak akhir dekade 1990.


Awal dan pelanjutan ulang permainan (Start and Restart of Play) adalah sebuah aturan yang diterapkan dalam sepak bola untuk memulai dan melanjutkan kembali pertandingan setelah terjadi gol, istirahat babak pertama, istirahat extra-time atau terjadi insiden. Peraturan ini tercantum dalam hukum ke-8 LOTG dan diawasi oleh badan internasional IFAB.[1]

Lemparan bola oleh wasit secara vertikal di antara dua pemain

Cara paling umum yang dijadikan penanda awal pertandingan sepak bola adalah tendangan awal (kick-off) di titik tengah lapangan sesudah dua kapten dan wasit utama menentukan tim pertama yang memulai pertandingan melalui sebuah undian koin. Sebelum pertandingan dimulai, kedua tim wajib berada pada sisi separuh lapangan masing-masing. Tanda pertandingan secara sah dimulai adalah tiupan panjang peluit dari wasit. Apabila saat permainan berlangsung terjadi insiden (pemain terkapar, kericuhan penonton atau hal lain) yang mengakibatkan penghentian pertandingan untuk sementara, maka wasit melanjutkan kembali pertandingan dengan melempar bola secara vertikal di antara dua pemain dari kedua tim yang bertanding.

Sebagai bentuk sportivitas, pemain dapat menendang bola keluar lapangan pertandingan ketika terjadi insiden tanpa harus menunggu aba-aba atau penghentian secara mendesak oleh wasit.




(Bola A, B and C masih dalam permainan apabila belum sepenuhnya melewati garis. Bola D telah sepenuhnya melampaui garis pembatas lapangan, maka bola tidak dalam permainan.)

Bola masuk dan keluar dari area lapangan (Ball in play or out of play) adalah metode untuk menentukan keadaan bola dalam sebuah pertandingan sepak bola. Aturan ini merupakan hukum ke-9 dalam LOTG.

Bola dalam keadaan aktif (on play) dari awal sampai akhir laga, terkecuali ketika bola telah sepenuhnya meninggalkan lapangan saat melintasi garis gawang atau garis dalam (termasuk ketika gol); atau ketika permainan dihentikan oleh wasit (misal ketika sebuah pelanggaran terjadi, seorang pemain terluka parah, atau bola menjadi rusak).

Peraturan menjelaskan pula bahwa bola masih dalam keadaan aktif ketika terpental dari objek tiang gawang, mistar gawang, sudut bendera, wasit atau asisten wasit, apabila bola tersebut masih berada di lapangan permainan setelah terpental. Pergantian pemain tidak boleh dilakukan saat permainan masih berlangsung.


Metode Gol adalah cara penentuan keabsahan gol dalam pertandingan sepak bola yang merupakan aturan ke-10 di LOTG. Aturan ini secara umum menjelaskan bahwa sebuah tim menciptakan skor ketika bola telah melewati garis gawang tim yang dihadapi, sekalipun seorang pemain tim lawan yang mendapati kontak terakhir pada bola sebelum melewati garis gawang atau juga disebut gol bunuh diri. Akan tetapi, Sebuah gol dianggap ilegal (dan dibatalkan oleh wasit) jika pemain yang mencetak gol atau anggota timnya terlibat pelanggaran sebelum bola melewati garis gawang. Gol juga dianggap tidak sah jika seorang pemain tim lawan terlebih dahulu melakukan pelanggaran sebelum bola melewati garis yang mengakibatkan tendangan bebas dalam kotak penalti di titik pemain menendang sebelum bola menyeberangi garis gawang.

Gawang terdiri dari dua tiang tegak yang harus berjarak sama dari tempat sudut lapangan, serta terdapat mistar gawang yang horizontal pada bagian atas gawang. Panjang garis gawang harus 7.32 meter (8 yard) dan tinggi tiang gawang harus 2,44 meter (8 kaki). Jaring gawang biasanya ditempatkan di belakang gawang, meskipun tidak diwajibkan oleh LOTG. Tiang gawang dan palang-palang harus berwarna putih yang terbuat dari kayu, logam atau bahan lain yang diizinkan. Bentuk tiang gawang dan palang tidak boleh membahayakan pemain yang bertanding.

Penerapan tiang gawang telah ada sejak permulaan sepak bola di Inggris, tetapi mistar gawang tidak ditemukan hingga tahun 1875, sebagai penyambung antar dua tiang gawang.

Untuk menghindari kontroversi dalam penentuan gol, FIFA telah menerapkan sistem teknologi garis gawang pada Piala Dunia 2014.


Offside (bahasa Indonesia:luar posisi) adalah salah satu aturan sepak bola, yang terkodifikasi dalam Hukum ke-11 dari Laws of the Game. Undang-undang FIFA tersebut menyatakan bahwa seorang pemain di luar area permainan atau offside, apabila tersentuh bola atau menerima umpan bola dari rekan satu tim, dengan keadaan pemain tersebut berada mendahului pemain paling belakang dari tim lawan dan apabila pemain tersebut berada lebih dekat dengan garis gawang lawan setelah kiper. Pada dasarnya pemain sepak bola "tidak boleh berada secara pasif dalam area lapangan lawan untuk menyerang, meski diizinkan bermain secara pasif di area lapangan sesama untuk bertahan".

Pemain biru pada posisi paling kiri dalam gambar berada dalam posisi offside karena mendahului para pemain belakang tim lawan, walau offside tidak berlaku apabila tidak menerima umpan atau terkena bola.

Berada di posisi offside bukanlah sebuah pelanggaran. Ketika offside terjadi, wasit menghentikan pertandingan dan memberi tendangan bebas tidak langsung kepada tim lawan dari yang dikenai offside.[1] Namun bisa terjadi pelanggaran dalam kasus tertentu, misal mencetak gol yang setelah terjadi offside dapat dianulir apabila wasit terlebih dahulu menyatakan offside. Hal ini juga sering memicu lahirnya perdebatan tentang objektivitas pada asisten wasit ketika posisi pemain berada sejajar atau hampir melampaui pemain bertahan lawan namun menjadi posisi offside dalam pandangan wasit. Penggunaan teknologi penilaian offside juga masih menjadi perdebatan di antara para pengamat sepak bola. meskipun demikian, strategi offside sering diterapkan sebagai salah satu cara menjebak pemain lawan dalam area pertahanan. Offside ditemukan pada Peraturan Cambridge pada tahun 1848 bahwa seorang pemain dilarang memainkan bola apabila telah mendahului tiga pemain bertahan lawan paling belakang dan ia harus membiarkan bola pada penguasaan mereka.

Salah satu tugas utama dari dua asisten wasit adalah untuk membantu wasit dalam menentukan posisi offside seorang pemain. posisi mereka di sisi lapangan memberikan keadaan yang lebih akurat melihat posisi pemain. Asisten wasit dapat menyatakan bahwa offside telah terjadi dengan mengangkat sinyal bendera.


Pelanggaran dan tindakan menyimpang (bahasa InggrisFouls and misconduct) dalam sepak bola adalah tingkah laku pemain yang dianggap tidak etis dalam pertandingan yang dapat dikenai hukuman. Pelanggaran dan tindakan menyimpang dibahas pada hukum ke-12 LOTG.

Sebuah Pelanggaran adalah tindakan tidak adil/tidak pantas oleh seorang pemain yang diketahui oleh wasit karena perbuatan tersebut bertentangan Laws of the Game, serta dapat mengganggu atau merusak permainan yang sedang berlangsung. Pelanggaran oleh seorang pemain dihukum dengan tendangan bebas langsung atau tidak langsung atau tendangan penalti untuk tim lawan. Selain itu, pelanggaran hanya dapat dilakukan oleh pemain di lapangan (bukan pemain cadangan). Pelanggaran dibatasi untuk tindakan salah yang dilakukan terhadap lawan.

Tindakan menyimpang adalah setiap perilaku indisipliner atau di luar aturan dasar sepak bola yang diperbuat oleh pemain dan layak mendapat sanksi disiplin (peringatan atau pengusiran dari lapangan). Tindakan menyimpang termasuk tindakan selain pelanggaran. Tindakan menyimpang dapat terjadi setiap saat, termasuk saat bola tidak dalam permainan, di sekitar lapangan, sebelum dan setelah pertandingan. Baik pemain dan regu cadangan dapat terkena sanksi untuk tindakan menyimpang. Komite Disiplin sebuah Federasi adalah pihak yang mengurus segala teknis dan peninjauan terhadap sanksi bagi kasus pelanggaran.


Pelanggaran dengan hukuman tendangan bebas langsung

Sebuah tendangan bebas langsung dapat diberikan ketika seorang pemain melakukan salah satu pelanggaran berikut dengan cara yang dianggap oleh wasit karena ceroboh, tidak sengaja atau menggunakan kekuatan yang berlebihan:[2]

  1. Menjegal (tekel) lawan tanpa mengalami sentuhan (kontak) dengan bola
  2. Membenturkan diri atau anggota badan dalam merebut bola
  3. Menarik anggota tubuh lawan yang menguasai bola
  4. Mendorong lawan
  5. Melompati lawan
  6. Menghambat kaki lawan saat berlari
  7. Mengangkat kaki terlalu tinggi yang membahayakan pemain lawan
  8. Menyentuh bola dengan tangan secara aktif (kecuali untuk kiper dalam area penalti sendiri)

Dalam menentukan pelanggaran pemain yang menyentuh bola (handsball), wasit harus jeli dalam beberapa pertimbangan yang dinilai sebagai pelanggaran:

  1. Gerakan tangan secara aktif ke arah bola / Kesengajaan pemain menghalangi laju bola (bukan gerakan bola ke arah tangan)
  2. Posisi tangan (posisi 'pasif/diam' atau posisi 'menghalangi bola')
  3. Menyentuh bola secara sengaja dengan baju (pakaian) dianggap sebagai pelanggaran
  4. Mengubah laju bola dengan benda yang ada pada lapangan dianggap sebagai pelanggaran

Jika seorang pemain melakukan pelanggaran yang dihukum tendangan bebas langsung di area penalti sendiri, maka tendangan penalti diberikan untuk kubu lawan.


Pelanggaran dengan hukuman tendangan bebas tidak langsung

Perlakuan yang diakibatkan kelengahan dan pengabaian dapat menghasilkan tendangan bebas tidak langsung. Tendangan jenis ini tidak boleh dipergunakan tendangan secara langsung ke arah gawang untuk peluang mencetak gol. Jenis-jenis pelanggaran yang dihukum dengan tendangan bebas tidak langsung adalah:

Ketika seorang kiper, di dalam area penalti sendiri:

  1. menangkap bola yang sengaja ditendang secara keras oleh rekan (aturan back-pass)
  2. menangkap bola saat menerima langsung lemparan ke dalam

Ketika seorang pemain:

  1. menghadapi serangan lawan secara pasif untuk menghentikan laju pemain lawan
  2. menghalangi kiper ketika hendak menendang bola dari tangan

Ketika offside terjadi, tendangan bebas tidak langsung dilakukan, akan tetapi offside tidak termasuk pelanggaran.

Tindakan menyimpang

Setiap pelanggaran serius atau tindakan menyimpang dihukum dengan tendangan bebas langsung. berikut ini jenis-jenis perlakuan bisa dikenai hukuman kartu kuning:

Tandukan Zinedine Zidane pada Marco Materazzi di final Piala Dunia 2006.
  1. Tendangan atau upaya untuk menendang anggota tubuh lawan
  2. Menjatuhkan lawan secara kasar untuk menghentikan penguasaan bola
  3. Berselisih dengan kata-kata atau tindakan yang wajar
  4. Menjegal kaki lawan dengan cara kasar
  5. Mengulur waktu untuk membuang waktu bermain
  6. Meninggalkan dan kembali memasuki lapangan bermain tanpa izin wasit
  7. Melakukan selebrasi gol secara berlebihan (melepas baju, memakai alat provokasi dll.)
  8. Pelanggaran yang tetap diulangi
  9. Mengkritik keputusan wasit secara berlebihan

Tindakan yang merusak permainan sepak bola dan memberi pengaruh signifikan terhadap hasil akhir, bisa mendapat hukuman kartu merah secara langsung:

  1. Menjegal yang beresiko cedera serius
  2. Melakukan kekerasan fisik fatal
  3. Melecehkan atau merendahkan pihak lawan secara terang-terangan
  4. Menghalangi tim lawan mencetak gol ke gawang, secara sengaja memegang bola (tidak belaku bagi penjaga gawang dalam area penalti sendiri)
  5. Menghalangi kesempatan lawan bergerak saat menyerang yang secara jelas dapat menghasilkan gol apabila tanpa gangguan
  6. Menyulut provokasi kepada pemain lain, memaki atau mengucap kata kasar / gestur berlebihan terhadap lawan
  7. Melakukan pelanggaran lainnya, yang belum tidak disebutkan, yang dapat menimbulkan permainan dihentikan sementara waktu
  8. Telah menerima peringatan kedua (hukuman kartu kuning) dan tetap mengulangi kesalahan yang sejenis

Secara umum, apabila seorang pemain mendapat sebuah kartu merah pada sebuah pertandingan, maka pemain tersebut mendapat sanksi tidak boleh memperkuat tim pada satu pertandingan berikutnya. Jika seorang pemain mendapat dua kartu kuning pada dua pertandingan secara beruntun, maka gabungan kedua kartu kuning (akumulasi kartu) menghasilkan sanksi larangan bertanding di satu laga berikutnya. Hukuman larangan bertanding yang diberi bergantung pada ukuran tindak pelanggaran ringan atau berat.

Dalam beberapa kasus tertentu, semisal di Piala Dunia, pemain yang mendapat hukuman kartu merah pada semifinal diizinkan bermain di pertandingan final apabila timnya lolos.


Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian
Situasi tendangan bebas langsung

Tendangan bebas langsung adalah metode tendangan 

disertai persiapan dalam permainan sepak bola yang disebabkan sebuah pelanggaran. Pada jarak yang memungkinkan untuk mencetak gol, sebuah tendangan langsung ke arah gawang umumnya digunakan. Cara-cara lain untuk memanfaatkan peluang dari tendangan ini adalah mengumpan lambung ke arah gawang, mengumpan pendek disertai tendangan langsung, teknik mengelabui lawan atau mengumpan pada pemain yang berposisi bebas untuk mencetak gol. Beserta tendangan bebas tidak langsung, metode ini tercantum dalam hukum ke-13 LOTG.Tendangan ini dilakukan pada titik sebuah pelanggaran terjadi. Berdasarkan jarak ke gawang, beberapa pemain lawan dapat membentuk "tembok" untuk mengurangi ruang laju bola. Garis busa (vanishing spray) telah dipergunakan di pertandingan profesional sejak tahun 2000 untuk menjaga keadaan "tembok pemain" terhadap bola. Jarak antara titik penendang dengan tembok pemain lawan adalah 9,15 m (10 yard).

Tendangan bebas tidak langsung adalah metode tendangan yang bebas dilakukan oleh pemain manapun dalam permainan sepak bola yang disebabkan pelanggaran tertentu atau offside. Tidak seperti tendangan bebas langsung, metode ini tidak dapat dipergunakan untuk mencetak gol secara langsung. Aturan ini berasal dari Aturan Sheffield yang menyatakan bahwa tiada gol yang boleh dilakukan dari tendangan bebas tidak langsung. Sebuah tendangan bebas tidak langsung dapat diberikan kepada tim lawan saat permainan seketika dihentikan sementara untuk mengingatkan atau mengganti pemain yang cedera bila tidak ada pelanggaran yang terjadi. Beserta Tendangan bebas langsung, metode ini tercantum dalam hukum ke-13 LOTG.

Tendangan penalti adalah metode menendang dalam pertandingan sepak bola, yang dilakukan dari titik penalti berjarak 11 meter menuju gawang. Tendangan penalti dilakukan selama permainan berlangsung. Hal ini diberikan ketika pelanggaran dengan hukuman tendangan bebas terjadi dalam area penalti. Tendangan yang sama yang dibuat dalam adu penalti di beberapa sistem kompetisi untuk menentukan tim pemenang setelah pertandingan berakhir imbang; meskipun sama dalam penerapan, adu penalti memiliki batasan-batasan yang sedikit berbeda.


Dalam praktiknya, hukuman lebih sering menjadi gol daripada tidak, bahkan terhadap kiper kelas dunia, yang berarti bahwa pemberian tendangan penalti sering menentukan, terutama dalam permainan yang sedikit menghasilkan gol. Tendangan penalti yang berhasil sering mematahkan semangat pada pemain lawan karena dianggap dimudahkan untuk mencetak gol.

Tendangan ini diperkenalkan pertama kali di wilayah Britania Raya pada akhir abad ke-19. Tendangan penalti pertama pada sebuah laga resmi di dunia diberikan kepada tim Skotlandia, Airdrieonians pada tahun 1891 di Broomfield Park. tendangan penalti pertama di liga diberikan kepada Wolverhampton Wanderers dalam pertandingan mereka melawan Accrington di Stadion Molineux pada tanggal 14 September 1891. Hukuman itu diambil dan dicetak gol oleh Billy Heath ketika Wolves memenangkan pertandingan dengan skor 5-0. Terdapat beberapa teknik dalam tendangan penalti yang langka diterapkan seperti menendang bola pelan untuk kemudian ditendang oleh pemain lain ke arah gawang, seperti percobaan tendangan penalti yang dilakukan Robert Pires yang menendang bola secara pelan untuk ditendang Thierry Henry dalam pertandingan di Liga Primer Inggris antara Arsenal dan Manchester City di Highbury, meskipun tendangan ini tak berhasil menghasilkan gol.


Lemparan ke dalam (bahasa InggrisThrow-in) adalah metode lemparan ke area permainan pada permainan sepak bola karena bola keluar dari garis lapangan sebelumnya. Metode ini dijelaskan dalam hukum ke-15 LOTG. Lemparan ke dalam tidak boleh dipergunakan sebagai tendangan kaki ataupun sundulan kepala melainkan lemparan bola dengan dua tangan menuju area permainan. Sebuah gol tidak boleh dilakukan melalui lemparan ini. Pelempar bola tidak boleh diganggu ketika melontarkan bola.

Tendangan gawang (bahasa inggris:Goal kick) adalah metode tendangan yang dilakukan dari area dalam penalti pada permainan resmi sepak bola yang disebabkan kontak bola terakhir pada pemain lawan sebelum melewati garis gawang luar, berbeda dengan sebuah gol yang melewati garis gawang dalam. Apabila terjadi kontak terakhir bola pada pemain sendiri sebelum melewati garis gawang luar, maka tendangan sudut yang diberikan. Ketika tendangan ini dilakukan, pemain lawan harus di luar area penalti. Sebuah gol dapat dilakukan secara langsung dari tendangan gawang namun tidak berlaku untuk gol bunuh diri. Offside tidak berlaku apabila pemain mendapat umpan dari tendangan ini.

Tendangan sudut atau sepak pojok (bahasa inggris:Corner kick) adalah metode tendangan pada salah satu sisi pojok lapangan dalam laga sepak bola. Metode ini berasal dari Aturan Sheffield tahun 1867 dan diterapkan secara resmi oleh federasi The FA pada 17 Februari 1872.

Sebuah tendangan sudut diberikan kepada tim menyerang saat bola meninggalkan area permainan setelah terjadi kontak terakhir pada pemain lawan. Tendangan ini diambil dari sudut-sudut lapangan permainan terdekat dimana bola melewati garis gawang. Tendangan sudut dianggap menjadi peluang mencetak gol untuk tim penyerang, meskipun tidak sebaik tendangan penalti atau tendangan bebas langsung di dekat tepi area penalti. Seorang asisten wasit akan mengisyaratkan bahwa tendangan sudut harus diberikan dengan terlebih dahulu mengangkat bendera, kemudian menggunakannya untuk menunjuk di tempat sudut pada lapangan.

Tendangan sudut yang dilakukan seorang pemain.

Gol dapat dihasilkan secara langsung melalui tendangan sudut jika penendang memiliki perhitungan akurat tentang penempatan bola atau faktor angin cukup kuat bertiup ke arah gawang. Jenis gol ini dijuluki sebagai gol 'Olimpiade atau tendangan Olimpiade, atau gol olímpico di Amerika Latin. Julukan ini dikenal sejak 2 Oktober 1924 dalam Argentina melawan Uruguay dimana Cesareo Onzari mencetak gol dari tendangan sudut. Pada waktu itu Argentina baru saja memenangkan gelar Olimpiade 1924. Pesepak bola Portugal João Morais mencetak gol dari tendangan pojok langsung bagi Sporting Lisbon pada final European Cup Winners' Cup 1964, yang menjadi penentu gelar juara.

Pemegang Rekor Dunia untuk gol terbanyak melalui tendangan sudut langsung adalah pemain Turki bernama Sukru Gülesin, selama kariernya ia mencetak 32 gol secara akurat dari tendangan sudut. Pada tahun 1950, Gülesin tercatat di Guinness Book of Records sebagai top-skorer corner kicks dunia.